Karapan Sapi
pastinya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Tradisi asli masyarakat Madura ini sudah cukup tenar hingga ke penjuru
dunia di luar Nusantara. Gambarnya pun pernah menghiasi mata uang koin
Rupiah, bahkan produsen mobil sport Lamborghini pun terispirasi menamai
salah satu seri mobil mewahnya dengan nama Madura karena tradisi ini.
Karapan Sapi digelar secara rutin setiap tahunnya. Pada umumnya
adu balapan sapi
akan dimulai dengan penyisihan di tingkat kecamatan, kemudian
dilanjutkan ke tingkat kabupaten, sebelumnya akhirnya para pemenang akan
berlaga di Piala Presiden yang mempertemukan pasangan-pasangan sapi
terbaik dari seluruh Indonesia. Meskipun sempat menuai kontroversi
karena adanya kekerasan terhadap sapi di arena, kini
Karapan Sapi Madura telah melakukan evolusi dengan menghilangkan unsur kekerasan terhadap sapi-sapi karapan.
Pantai Siring Kemuning
terdapat di Kabupaten Bangkalan, jaraknya sekitar satu jam perjalanan
dengan kendaraan roda dua dari pusat kota. Lokasinya searah dengan pusat
kerajinan Batik di Tanjung Bumi sehingga cocok sekali untuk mengunjungi
keduanya secara bersamaan. Sayangnya potensi objek wisata ini masih
belum dikelola secara maksimal oleh Pemkab Bangkalan. Hal ini terlihat
dari minimnya fasilitas umum yang tersedia di pantai ini. Para
pengunjung yang membutuhkan kamar mandi bahkan harus rela menumpang di
rumah-rumah penduduk yang ada di dekat pantai.
Pantai Lombang
terletak di ujung timur Pulau Madura atau lebih tepatnya di Kabupaten
Sumenep. Pantai ini cukup unik karena di sepanjang pantainya terdapat
banyak Pohon Cemara Udang. Keberadaan pohon-pohon ini menambah asri
suasana pantai. Dan konon, di dunia hanya ada beberapa pantai dengan
vegetasi yang sama. Pantainya cukup bersih dengan hamparan pasir
berwarna kuning keemasan. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap, seperti
tempat parkir, gazebo, kamar mandi, hingga warung-warung penjual
makanan dan minuman di tepi pantainya.
Mercusuar Sembilangan
merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang usianya lebih
kurang seratusan tahun. Menara suar ini letaknya tidak jauh dari pusat
Kota Bangkalan. Bangunan ini didirikan oleh Belanda pada masa
pemerintahanRaja Z.M. Willem III dan mulai digunakan pada tahun 1879.
Walaupun sudah cukup uzur, mercusuar ini masih digunakan untuk menerangi
Selat Madura hingga kini. Salah satu daya tarik objek wisata ini adalah
kesempatan untuk menyaksikan Gresik, Pelabuhan Tanjung Perak, Selat
Madura, hingga Kabupaten Bangkalan dari puncak menara.
Sebenarnya lebih tepat menyebutnya sebagai Bukit Geger dari pada
Gunung Geger
karena sebenarnya tempat ini hanya sebuah bukit menjulang di Kecamatan
Geger, Kabupaten Bangkalan. Selain pemandangan alam dan suasana hutan
yang sejuk, potensi wisata di lokasi ini adalah makam dari Potre Koneng
(Putri Kuning) yang dipercaya merupakan nenek moyang orang Madura. Untuk
mencapai lokasi, para pengunjung sebaiknya membawa kendaraan pribadi
yang cukup prima karena kondisi jalan yang kurang mulus. Selain itu
pengunjung juga harus menyiapkan fisik yang prima untuk mendaki ratusan
anak tangga untuk sampai di makam sang putri. Objek wisata ini sangat
cocok bagi petualang yang menyukai kegiatan luar ruangan (outdoor)
dengan bumbu sejarah dan religi.
http://rotyyu.blogdetik.com/2013/06/10/7-potensi-wisata-di-pulau-madura/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar